Seperti Candi Prambanan, Kisah Masjid Bondan Indramayu Dibangun Hanya Satu Malam

Seperti Candi Prambanan, Kisah Masjid Bondan Indramayu Dibangun Hanya Satu Malam

INDRAMAYU - Masjid Darussajidin masih terlihat kokoh. Kini dikenal dengan nama masjid kuno Bondan. Yang dikisahkan dibangun dalam satu malam.

Masjid yang tertelak di Blok Sapu Angin Desa Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu itu tampak masih terjaga keasliannya.

Bangunan yang sudah berusia 600 tahun itu berukurunan 9×9 meter. Seluruh bangunan yang berdiri sejak 1414 masehi itu terbuat dari kayu jati yang masih terjaga keasliannya.

Selain itu, kubah masjid yang terbuat dari tanah liat juga masih kokoh berdiri. Karena itu, bangunan ini masuk kedalam salah satu cagar budaya nasional oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten

Hanya saja, beberapa kayu bangunan sudah rusak termakan usia. Termasuk, salah satu tiang penyanggan bangunan utama yakni 4 tiang saka guru sehingga pada tahun 1992 dilakukan renovasi. Namun, secara struktur bangunan masih terjaga dan berdiri kokoh.

Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten Mistara menjelaskan, sudah menjadi petugas BPCB Banten di Masjid Kuno Bondan sejak tahun 1995.

Diceritakan Mistara, keberadaan masjid ini tidak terlepas dari perjuangan tokoh penyebar Agama Islam, Syekh Datul Kahfi atau masyarakat pada saat itu memanggilnya dengan sebutan Syekh Ali Mudin pada tahun 1414 masehi, yang harus berjuang melawan Ki Geden Bondan dan adik perempuannya Nyimas Ratu Kencana Wungu yang merupakan pengembara dari Kerajaan Majapahit.

“Masjid ini merupakan bukti perjuang penyebaran Agama Islam yang dilakukan Syekh Datuk Kahfi di Indramayu pada tahun 1414 masehi.

Bukti dari berdirinya masjid terletak di dalam kubah tertulis angka 1414 secara timbul, pada saat dilakukan renovasi pada tahun 1992,” ungkapnya sambil mengatakan masjid itu diselesaikan dalam waktu semalam.

Pihaknya, sampai saat ini masih terus menggali sejarah berdirinya masjid dari berbagai sumber ahli sejarah, termasuk dari tokoh atau sesepuh masyarakat setempat.

Diakui Mistara, secara arsitektur tidak ada yang mencolok dari bangunan tapi bangunan masjid sangat terjaga keasliannya. “Seluruh bangunan berbahan kayu jati asli, sampai atap terbuat dari kayu tipis yang disusun rapi,” jelasnya, kepada Radar Indramayu beberapa waktu lalu.

Diakuinya, saat ini atap masjid sudah mulai bocor sehingga perlu diperbaiki dengan tetap menjaga keaslian bangunan. (oni)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: